Jumat, 18 Februari 2011

Dokter Indonesia>> tidak merata

Penyebaran dokter di Indonesia rupanya tidak merata. Padahal sesungguhnya lulusan dokter cukup banyak ya? Sebenarnya dokter di Indonesia banyak. Yang dilantik tiap tahunnya banyak, dan dokter tidak mengenal kata pensiun..dokter yang udah tua banget aja ada banyak yang masih praktek gitu..
Ya..sayangnya, penyebaran dokter di Indonesia tidak merata. Jadi dokter terpusat di kota-kota. Contohnya, di Jogja aja, tiap 1 kilometer, terhitung udah ada 500 praktek dokter swasta. Banyak banget kan??Sementara di daerah-daerah terpencil gitu masih sangat kekurangan.
Masih ingat MDGs? Dalam Millenium Development Goals terdapat 10 target besar dunia yang harus dicapai pada tahun 2015..dan salah satunya adalah menurunkan angka kematian ibu dan anak. Padahal di daerah terpencil, yang namanya kematian ibu dan anak, banyak sekali jumlahnya. Kematian ibu akibat proses melahirkan yang bermasalah. Karena proses melahirkan itu dibantu oleh dukun-dukun yang gak punya ilmunya, yang dengan PD nya menolong ibu, padahal caranya salah (termasuk tidak steril). Habis dokternya langka,,jauh,,tidak mau terjun langsung ke masyarakat (beda dengan dukun beranak yang dekat dg masyarakat)...atau dokternya kemahalan..
Kematian anak terbanyak adalah akibat malnutrisi. Lagi-lagi di daerah terpencil, dimana kemiskinan merajalela, banyak ditemukan bayi-bayi atau anak-anak busung lapar. Anak yang malnutrisi akan mudah terinfeksi penyakit. Kalau sudah sakit, orang tuanya pun tak kuasa membelikan obat. Alhasil anaknya didiemin gitu aja,,

Dari pemaparan mengenai kematian ibu dan anak aja (agar kita bisa mewujudkan MDGs itu), sangat diperlukan dokter di daerah terpencil. Dokter harus merata. Kasihan sekali kalau masyarakat kita yang berada di daerah perifer juga ikut terpinggirkan dari akses pelayanan kesehatan. Bukankah kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia?

Bicara tentang pemerataan dokter memang berat. Memaksa dokter untuk mau hidup dan mengabdikan dirinya di daerah terpencil juga susah. Coba,,anda mau gak??

Indonesia mempunyai wilayah DTPK (Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan) yang sangat luas. Sedangkan SDMK (Sumber Daya Manusia Kesehatan) sangat kurang di DTPK tersebut. Salah satu strategi pemerintah, dalam hal ini Menteri Kesehatan 2010 kemaren, adalah dengan Program Internship Dokter Indonesia/ PIDI. PIDI adalah program yang wajib diikuti oleh lulusan dokter Indonesia, yang menggunakan sistem pendidikan Kurikulum Berbasis Kompetensi/ KBK. Program ini sebagai praregistrasi dokter untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi, yang juga merupakan syarat seorang dokter mendapat ijin praktek.

Program internship ini akan dilaksanakan selama 1 tahun. Selama 4 bulan, dokter akan mengabdi di puskesmas, dan RS Daerah selama 8 tahun.Tapi sesungguhnya dokter yang ikut PIDI juga tetap dikasih intensif. yaa..cukup lah untuk hidup sehari-hari..

Dengan PIDI, diharapkan dokter akan menyebar merata..Mau tidak mau, dokter yang baru lulus itu, harus taat untuk mengabdi di daerah mana dia ditunjuk, di daerah terpencil sekalipun,,,

Dokter-dokter yang akan ditempatkan di daerah terpencil juga akan dibekali kemampuan untuk menolong persalinan, operasi apendicitis juga, dan diberi ijin untuk melakukan praktek tersebut agar bisa menolong masyarakat di daerah pinggiran...

gambar dukun beranak di daerah terpencil
Lihat gambar ukuran penuh













gambar ibu hamil kontrol dengan dokter spesialis kandungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar